Busi, meskipun murah merupakan komponen penting bagi mesin pembakaran tertutup. Dia merupakan ujung tombak dari terciptanya pembakaran. Kualitas dan performa busi secara signifikan mempengaruhi kinerja dan performa mesin.
Pemilihan busi tidak bisa sembarangan ternyata sob, sebisa mungkin untuk spesifikasinya sama meski sama-sama bisa dipasang. Misal busi ulirnya sama baik panjang maupun diameternya, tetapi berbeda elektrodanya dalam hal yang satu menonjol (projected) sedang yang satunya lagi tenggelam (non projected).
Ternyata ada perbedaan karakter dan kecocokan dengan spesifikasi mesin tertentu. Ada mesin yang cocoknya dengan busi yang menonjol, ada yang cocoknya dengan yang tenggelam. Seperti kasus yang saya alami, sepeda motor vixion mintanya spesifikasi elektroda yang tenggelam semisal NGK CR8E, tetapi dipasang elektroda yang menonjol NGK CPR8EA9 milik sepeda motor Jupiter MX 135. Itu terjadi ketika servis ke sekian di bengkel resmi, saya hanya bilang ganti busi, saya pikir sekalian lah.
Pemakaian biasa tidak terasa perbedaan, semua terlihat baik-baik saja. Tapi ternyata terdapat perbedaan nyata ketika motor dipacu putaran mesin tinggi misal 8000 rpm ke atas. Ternyata New Vixion Advance yang saya pacu tenaganya serasa ketahan bahkan sesekali ngedrop kayak mesin mau mati, sangat berbahaya bukan? Iya, itu saya alami ketika sedang mendahului kendaraan lain dan dari arah lawan juga ada kendaraan yang melaju, telat sedikit mungkin tidak akan pernah ada tulisan ini.
Ya jadi pelajaran saja untuk sobat semua, kalau ganti busi di dealer atau bengkel resmi atau di mana saja, perhatikan busi yang diberi. Sebaiknya kita meminta busi berdasarkan seri seperti yang tertulis pada buku petunjuk/manual, karena orang bengkel juga kadang tidak hafal atau mungkin keliru memilih busi yang tepat. Tapi kalau saya putuskan untuk busi ganti sendiri saja, toh sebenarnya relatif mudah, cukup berbekal kunci busi atau kunci ring 16.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment